Smooch

Sabtu, 31 Januari 2015

SERBA-SERBI TAHUN BARU IMLEK 2015

 photo ImlekHeader_zps5753eedf.jpg


Perayaan Tahun Baru Imlek pada tahun 2015 ini jatuh pada tanggal 19 Februari. Menurut sejarahnya, permulaan Tahun Baru Tionghoa ini dihitung dari hari lahir Confucius, sebagai penghormatan kepadanya oleh kaisar; dan pada kalender Gregorian/Masehi, hari raya ini jatuh antara tanggal 21 Januari dan 20 Februari.
Hari raya ini sejatinya merupakan perayaan menyambut awal musim panen, dan malam pergantian tahun (disebut juga Chunxi) biasa ditandai dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga besar untuk makan bersama dan penyalaan kembang api, dan orang saling memberi salam dengan ucapan "Gong xi fa cai", yang berarti "Selamat dan semoga banyak rezeki". Perayaan ini telah menjadi bagian dari kebudayaan tradisional Indonesia selama berabad-abad, sebagaimana juga di negara-negara tetangga kita yakni Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dll.

Bagi kamu yang mempercayainya, tahun Kambing Kayu yang akan kita masuki di 2015 ini diprediksi akan membawa peruntungan yang baik, khususnya bagi bisnis properti, elektronik, dan home security, namun tidak demikian halnya bagi bisnis yang berorientasi pada air (misalnya perikanan), begitu juga travel, penerbangan, dan ekspor impor. Sedikit advice dari saya: Bagi kamu yang berkecimpung di bidang-bidang usaha tersebut (baik yang diprediksi beruntung maupun tidak), terlepas dari kamu mempercayainya atau tidak, jadikan itu isyarat untuk meninjau kembali dan mempertajam perencanaan dan strategi bisnis kamu. Well, sebenarnya ini berlaku bagi bisnis apa pun yang kamu geluti, dan berlaku kapan pun. ^_^

Konon, mereka yang ber-shio Kambing memiliki karakter cerdas, elegan, artistik, senang kedamaian, tapi juga seringkali pemurung, pemalu, dan cenderung lari dari masalah, ketimbang menghadapi dan memperbaikinya. Jika kamu ber-shio Kambing, ini baik juga untuk bahan introspeksi. ^_^


Asal-usul Imlek

Kamu tahu nggak, kenapa perayaan Tahun Baru Imlek selalu identik atau didominasi warna merah? Ceritanya gini nih:
Konon di zaman dahulu, adalah seekor monster raksasa pemakan manusia yang sangat ganas, bernama Nian. Dia biasanya muncul pada saat-saat menjelang pergantian tahun. Yang dimakannya bukan cuma manusia, tapi juga ternak dan hasil panen penduduk. Rakyat menjadi sangat takut, tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Yang dapat mereka lakukan hanya menyediakan sekadar "sesajen" berupa makanan di depan pintu-pintu rumah mereka agar si raksasa tidak mengganggu mereka.
 
Raksasa Nian
Pada suatu saat, di mana si raksasa biasanya muncul, bertemulah raksasa ini dengan seorang anak berpakaian merah. Begitu melihat anak itu, si raksasa langsung ketakutan dan lari bersembunyi. Maka diketahuilah oleh rakyat, bahwa ternyata si raksasa Nian ini takut kepada warna merah. Sejak saat itu timbullah kebiasaan di kalangan rakyat untuk memasang segala macam pernak-pernik seperti lentera dan gulungan kertas berwarna merah di sekitar rumah dan pemukiman mereka pada setiap menjelang pergantian tahun untuk menghalau si raksasa Nian. Dan memang sejak saat itu raksasa ganas itu tidak pernah muncul lagi.

 photo KaosImlek_zpsbbaafcbf.jpgItu sebabnya warna merah dipandang memilki kekuatan/energi positif yang mampu menghalau bad luck (kesialan) yang berusaha menguasai umat manusia, sebagaimana dilambangkan oleh raksasa Nian itu. Bahkan ungkapan dalam bahasa Tionghoa "Guo nian" yang umumnya diartikan "merayakan Tahun Baru", sesungguhnya secara harafiah berarti "mengusir Nian".
Versi lain menyebutkan, raksasa Nian itu dibuat ketakutan oleh seorang pria tua pendatang di desa tersebut, yang berinisiatif memasang selembar kertas besar berwarna merah di depan pintu rumah tempatnya menumpang, sambil membunyikan berbagai bunyi-bunyian dengan drum, gong dan petasan untuk menghalaunya. Ini pula yang menjadi cikal-bakal tradisi membunyikan tabuh-tabuhan dan menyalakan kembang api pada perayaan Tahun Baru Imlek.
Demikianlah kisahnya. ^_^


Tradisi Imlek

Salah satu tradisi unik pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah membersihkan rumah menjelang hari-H, yang dipercaya sebagai simbol pembersihan dari segala keburukan pada tahun lama yang akan segera berlalu. Sebaliknya, pada hari H/perayaan Tahun Baru, menyapu/membersihkan rumah justru sangat dipantangkan, karena dianggap akan membuang keberuntungan di tahun itu.
Rumah juga dicat dan didekorasi ulang, antara lain ditempeli lembaran-lembaran kertas berwarna merah bertuliskan kalimat-kalimat bertemakan kebaikan dan keberuntungan.
Tradisi membagi-bagi angpao juga merupakan salah satu keunikan perayaan ini, yang dipercaya sebagai transfer energi, rezeki dan keberuntungan. Yang telah berkeluarga membagikannya kepada yang masih lajang, begitu juga yang mampu kepada yang kurang mampu atau berkekurangan.
 photo LampionImlek_zps914d4d76.jpgTradisi lainnya yang boleh dibilang "wajib" hukumnya pada  perayaan Tahun Baru Imlek adalah pertunjukan Liong (naga) dan Barongsai (singa), yang dipercaya melambangkan kebahagiaan dan kesenangan. Sempat dilarang untuk dipertunjukkan secara terbuka pada zaman rezim Orde Baru dengan Inpres No. 14/1967,  tapi dengan dicabutnya Inpres tersebut oleh almarhum presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000, kini pertunjukan ini dapat diadakan secara bebas dan ditonton oleh umum. Bagaimana dengan di kota kamu? ^_^


Kue Keranjang
 photo ImlekDress_zpse92d4a91.jpgSalah satu hidangan "wajib" pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah kue keranjang (Nian Gao), yang berbentuk seperti keranjang (sesuai wadah cetakannya) dan terbuat dari tepung ketan dan gula. Di negeri asalnya, Tiongkok, ada kebiasaan untuk menyantap kue keranjang ini lebih dahulu sebelum menyantap nasi, simbolisasi dari pengharapan akan keberuntungan dalam pekerjaan/usaha di sepanjang tahun yang akan dimasuki. Kue ini juga seringkali disusun bertingkat-tingkat sebagai perlambang peningkatan rezeki dan kemakmuran. Sedang bentuknya yang bulat melambangkan harapan agar keluarga tetap rukun, bersatu dan bulat tekad dalam menghadapi hari-hari ke depan.



 photo KaosImlek2015_zps45c16c2e.jpgPerayaan Tahun Baru Imlek terasa kurang meriah tanpa kehadiran lampion. Menjelang dan selama perayaan ini, asesori "wajib" ini menghiasi sudut-sudut jalan, klenteng dan rumah keluarga-keluarga yang merayakannya. Lampion melambangkan harapan akan kebahagiaan dan rezeki yang lebih baik di tahun baru, selain dipercaya dapat mengusir kekuatan jahat, yang dipersonifikasi oleh raksasa Nian itu. Sejatinya lampion tradisional Imlek pun berwarna merah, tapi seiring perkembangan zaman dibuatlah lampion dengan berbagai warna dan corak; bahkan dilengkapi berbagai fitur menarik. Misalnya, lampion yang dapat terbang. ^_^
 photo LampionTerbang_zps1e2bd949.jpg
Tipikalnya perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama 15 hari. Pada hari terakhir perayaan itu, yang juga disebut Cap Go Meh (yang berarti "hari ke-15"), biasanya diadakan berbagai kegiatan perayaan. Di Taiwan, misalnya, hari itu ditandai dengan diadakannya Festival Lampion. Konon, perayaan ini ditetapkan oleh Kaisar Han Wu Di pada tahun 180 s.M., untuk merayakan penobatannya sebagai kaisar pada tanggal 15 bulan pertama tahun itu.

Itulah sekelumit mengenai perayaan Tahun Baru Imlek. Bagi kamu yang merayakannya, tidak lupa saya ucapkan:

Gōng Xǐ Fā Cái, Xīn Nián Kuài Lè
恭喜發財 新年快樂

Semoga Tahun Baru ini membawa kebahagiaan dan rezeki berlimpah, Amen! ^_^


 photo ImlekHeader_zps5753eedf.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar