Paskah adalah
perayaan memperingati peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus, dan dianggap sebagai hari raya terpenting di kalangan gereja Kristen. Festum festorum, "perayaan dari segala
perayaan" - demikian Paus Leo Agung (440-461 M) menyebutnya. Bahkan Natal,
yang pada kenyataannya seringkali dirayakan secara lebih meriah, sebenarnya
hanya untuk mempersiapkan perayaan Paskah.
Pada tahun 2015 ini,
perayaan Paskah akan jatuh pada hari Minggu, tanggal 5 April. Perayaan Paskah
memiliki keunikan, yakni bahwa tanggal perayaannya selalu berubah-ubah dari
tahun ke tahun (moveable feast); hal ini
disebabkan hari raya ini disesuaikan dengan hari
tertentu (dalam hal ini, Minggu) dan bukan tanggal
tertentu. Penentuan tanggal Paskah ini mempengaruhi tanggal untuk
perayaan-perayaan gerejawi lainnya (kecuali Natal).
Perayaan Paskah umat Kristen ini sejatinya berakar dari perayaan Paskah Yahudi. Sebagaimana
dikisahkan dalam kitab Keluaran pasal 12, perayaan ini diperintahkan oleh Tuhan
kepada nabi Musa dan bangsa Israel, sebelum pembebasan mereka dari perbudakan
di Mesir, yang pada waktu itu sudah berjalan selama kurang-lebih 400 tahun.
Penanda terpenting dari perayaan itu adalah disapukannya darah anak domba pada
ambang pintu setiap rumah milik orang Israel, yang menjamin terluputnya seisi
rumah tersebut dari tangan Malaikat Maut, yang ditugaskan Tuhan untuk mengambil
nyawa anak-anak sulung dari setiap keluarga orang Mesir; Malaikat Maut akan
melewati setiap rumah yang memiliki tanda darah tersebut. Itu sebabnya perayaan
ini disebut "Pesakh" (Ibrani, פסח ), yang berarti "melewati".
Umat Kristen
memaknai perayaan ini sebagai pralambang peristiwa pengorbanan Yesus Kristus,
Sang Anak Domba Allah, untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa dan
maut. Darah-Nya yang tertumpah di kayu salib adalah perwujudan dari darah anak
domba yang disapukan pada ambang pintu rumah-rumah orang Israel pada peristiwa
pembebasan dari perbudakan Mesir, dan setiap orang yang percaya dan menerima
pengorbanan Kristus itu akan terluput dari murka Allah dan hukuman kekal,
sebagaimana orang Israel terluput dari Malaikat Maut berkat tanda berupa darah
anak domba itu.
Menurut sejarahnya,
hingga abad ke-2 M gereja Kristen masih merayakan Paskah pada tanggal yang sama
dengan perayaan Paskah Yahudi, yaitu pada tanggal 14 bulan Nisan (dalam kalender Ibrani), tanpa
mempedulikan jatuhnya pada hari apa. Golongan Kristen yang mempertahankan
kebiasaan ini, di kemudian hari disebut golongan Quartodeciman
(dari bahasa Latin, yang berarti "empat belas"). Ada golongan lainnya
yang kemudian menggeser perayaan Paskah ke hari Minggu pertama sesudah tanggal
14 Nisan.
Perdebatan internal
timbul karena ada sebahagian gereja yang menginginkan diadakannya perhitungan
penanggalan Paskah yang independen, terlepas dari kalender Yahudi. Perdebatan
ini terselesaikan pada Konsili Nicea I (325 M), di mana diambillah kebijakan untuk
mengadakan perhitungan independen; di kemudian hari perhitungan menurut gereja Alexandria dijadikan patokan untuk semua
gereja.
Memasuki abad ke-20,
berbagai usulan dikemukakan untuk diadakannya pembaharuan sistem perhitungan
untuk penanggalan Paskah, namun hingga kini semua itu tinggal usulan belaka.
Penentuan tanggal
untuk perayaan Paskah di setiap tahun mengikuti sistem perhitungan yang rumit
sesuai pergerakan bulan. Konsili Nicea I pada tahun 325 M memutuskan bahwa
perayaan Paskah jatuh pada hari Minggu pertama sesudah Bulan Purnama Paskah (Paschal Full Moon), yakni bulan purnama yang
jatuh pada tanggal 21 Maret (yang disebut Titik Musim Semi Matahari, vernal equinox), atau segera sesudah tanggal
tersebut. Ini adalah ketentuan yang sengaja diseragamkan, karena titik musim
semi yang sebenarnya (secara astronomis) umumnya jatuh pada tanggal 20 Maret.
Perlu diketahui
bahwa gereja-gereja di Indonesia mengikuti perhitungan gereja Barat, yang menggunakan kalender Gregorian;
dari sini ditetapkan bahwa perayaan Paskah jatuh antara tanggal 22 Maret dan 25
April.
Adapun gereja Timur memiliki perhitungan yang berbeda,
karena mengikuti kalender Julian, yang daripadanya menetapkan perayaan Paskah
jatuh antara tanggal 4 April dan 8 Mei. Berdasarkan kalender Julian, perayaan
Paskah pada tahun 2015 jatuh pada tanggal 12 April. Namun beberapa gereja Timur
sudah mengambil kebijakan mengikuti perhitungan menurut kalender Gregorian,
sebagaimana gereja Barat.
Sebagaimana perayaan
keagamaan lainnya, Paskah pun memiliki beragam tradisi unik. Yang paling
terkenal dan populer tentunya adalah berburu telur Paskah, yang telah
dihiasi/diwarnai dengan berbagai corak dan bentuk yang indah dan menarik.
Sejak zaman
pra-Kristen, telur dianggap melambangkan "kelahiran kembali" bumi,
dan dalam tradisi Kristen ini dialihmaknakan kepada kebangkitan Yesus Kristus
dan kehidupan baru di dalam Dia. Konon, kebiasaan ini sudah dikenal sejak zaman
Kekristenan awal, dan sang Bapak Reformator, Martin Luther, juga menerapkan
tradisi ini. Kaum pria menyembunyikan telur-telur Paskah tersebut, kemudian
kaum wanita dan anak-anak "berburu" untuk mencarinya. Kegembiraan
mereka pada waktu menemukan telur-telur itu diasosiasikan dengan kegembiraan
para wanita yang pergi ke kubur Yesus dan mendapati kubur tersebut sudah
kosong, karena Yesus sudah bangkit (Matius 28:1-8).
Demikianlah sekilas
ulasan tentang perayaan Paskah, kiranya boleh sedikit menambah wawasan dan
pemahaman pembaca mengenai perayaan paling agung bagi umat Kristen ini.
SELAMAT PASKAH,
TUHAN YESUS MEMBERKATI! ^_^