Smooch

Sabtu, 21 Maret 2015

SEPUTAR PERAYAAN PASKAH


Paskah adalah perayaan memperingati peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus, dan  dianggap sebagai hari raya terpenting di  kalangan gereja Kristen. Festum festorum, "perayaan dari segala perayaan" - demikian Paus Leo Agung (440-461 M) menyebutnya. Bahkan Natal, yang pada kenyataannya seringkali dirayakan secara lebih meriah, sebenarnya hanya untuk mempersiapkan perayaan Paskah.

Pada tahun 2015 ini, perayaan Paskah akan jatuh pada hari Minggu, tanggal 5 April. Perayaan Paskah memiliki keunikan, yakni bahwa tanggal perayaannya selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun (moveable feast); hal ini disebabkan hari raya ini disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini, Minggu) dan bukan tanggal tertentu. Penentuan tanggal Paskah ini mempengaruhi tanggal untuk perayaan-perayaan gerejawi lainnya (kecuali Natal).


Perayaan Paskah umat Kristen ini sejatinya berakar dari  perayaan Paskah Yahudi. Sebagaimana dikisahkan dalam kitab Keluaran pasal 12, perayaan ini diperintahkan oleh Tuhan kepada nabi Musa dan bangsa Israel, sebelum pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir, yang pada waktu itu sudah berjalan selama kurang-lebih 400 tahun. Penanda terpenting dari perayaan itu adalah disapukannya darah anak domba pada ambang pintu setiap rumah milik orang Israel, yang menjamin terluputnya seisi rumah tersebut dari tangan Malaikat Maut, yang ditugaskan Tuhan untuk mengambil nyawa anak-anak sulung dari setiap keluarga orang Mesir; Malaikat Maut akan melewati setiap rumah yang memiliki tanda darah tersebut. Itu sebabnya perayaan ini disebut "Pesakh" (Ibrani, פסח ), yang berarti "melewati".

Umat Kristen memaknai perayaan ini sebagai pralambang peristiwa pengorbanan Yesus Kristus, Sang Anak Domba Allah, untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa dan maut. Darah-Nya yang tertumpah di kayu salib adalah perwujudan dari darah anak domba yang disapukan pada ambang pintu rumah-rumah orang Israel pada peristiwa pembebasan dari perbudakan Mesir, dan setiap orang yang percaya dan menerima pengorbanan Kristus itu akan terluput dari murka Allah dan hukuman kekal, sebagaimana orang Israel terluput dari Malaikat Maut berkat tanda berupa darah anak domba itu.

Menurut sejarahnya, hingga abad ke-2 M gereja Kristen masih merayakan Paskah pada tanggal yang sama dengan perayaan Paskah Yahudi, yaitu pada tanggal 14 bulan Nisan (dalam kalender Ibrani), tanpa mempedulikan jatuhnya pada hari apa. Golongan Kristen yang mempertahankan kebiasaan ini, di kemudian hari disebut golongan Quartodeciman (dari bahasa Latin, yang berarti "empat belas"). Ada golongan lainnya yang kemudian menggeser perayaan Paskah ke hari Minggu pertama sesudah tanggal 14 Nisan.
Perdebatan internal timbul karena ada sebahagian gereja yang menginginkan diadakannya perhitungan penanggalan Paskah yang independen, terlepas dari kalender Yahudi. Perdebatan ini terselesaikan pada Konsili Nicea I (325 M), di mana diambillah kebijakan untuk mengadakan perhitungan independen; di kemudian hari perhitungan menurut gereja Alexandria dijadikan patokan untuk semua gereja.
Memasuki abad ke-20, berbagai usulan dikemukakan untuk diadakannya pembaharuan sistem perhitungan untuk penanggalan Paskah, namun hingga kini semua itu tinggal usulan belaka.

Penentuan tanggal untuk perayaan Paskah di setiap tahun mengikuti sistem perhitungan yang rumit sesuai pergerakan bulan. Konsili Nicea I pada tahun 325 M memutuskan bahwa perayaan Paskah jatuh pada hari Minggu pertama sesudah Bulan Purnama Paskah (Paschal Full Moon), yakni bulan purnama yang jatuh pada tanggal 21 Maret (yang disebut Titik Musim Semi Matahari, vernal equinox), atau segera sesudah tanggal tersebut. Ini adalah ketentuan yang sengaja diseragamkan, karena titik musim semi yang sebenarnya (secara astronomis) umumnya jatuh pada tanggal 20 Maret.
Perlu diketahui bahwa gereja-gereja di Indonesia mengikuti perhitungan gereja Barat, yang menggunakan kalender Gregorian; dari sini ditetapkan bahwa perayaan Paskah jatuh antara tanggal 22 Maret dan 25 April.
Adapun gereja Timur memiliki perhitungan yang berbeda, karena mengikuti kalender Julian, yang daripadanya menetapkan perayaan Paskah jatuh antara tanggal 4 April dan 8 Mei. Berdasarkan kalender Julian, perayaan Paskah pada tahun 2015 jatuh pada tanggal 12 April. Namun beberapa gereja Timur sudah mengambil kebijakan mengikuti perhitungan menurut kalender Gregorian, sebagaimana gereja Barat.


Sebagaimana perayaan keagamaan lainnya, Paskah pun memiliki beragam tradisi unik. Yang paling terkenal dan populer tentunya adalah berburu telur Paskah, yang telah dihiasi/diwarnai dengan berbagai corak dan bentuk yang indah dan menarik.
Sejak zaman pra-Kristen, telur dianggap melambangkan "kelahiran kembali" bumi, dan dalam tradisi Kristen ini dialihmaknakan kepada kebangkitan Yesus Kristus dan kehidupan baru di dalam Dia. Konon, kebiasaan ini sudah dikenal sejak zaman Kekristenan awal, dan sang Bapak Reformator, Martin Luther, juga menerapkan tradisi ini. Kaum pria menyembunyikan telur-telur Paskah tersebut, kemudian kaum wanita dan anak-anak "berburu" untuk mencarinya. Kegembiraan mereka pada waktu menemukan telur-telur itu diasosiasikan dengan kegembiraan para wanita yang pergi ke kubur Yesus dan mendapati kubur tersebut sudah kosong, karena Yesus sudah bangkit (Matius 28:1-8).

Demikianlah sekilas ulasan tentang perayaan Paskah, kiranya boleh sedikit menambah wawasan dan pemahaman pembaca mengenai perayaan paling agung  bagi umat Kristen ini.
SELAMAT PASKAH, TUHAN YESUS MEMBERKATI! ^_^